Efektivitas Penggunaan Intervensi Fisioterapi Terapi Latihan dan Infrared Pada Kasus Dislokasi Sendi Bahu
DOI:
https://doi.org/10.54957/ijhs.v1i1.49Kata Kunci:
Trauma, Dislokasi Sendi Bahu, Terapi Latihan, InfraredAbstrak
Kegiatan dasar berupa gerak merupakan suatu kebutuhan dan tuntutan manusia terutama dalam era globalisasi seperti sekarang. Anggota gerak atas memiliki keterlibatan yang sangat tinggi dalam semua aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Seluruh aktivitas yang dilakukan sehari-hari banyak bergantung terutama pada fungsi anggota gerak atas. Tangan dan lengan merupakan pemeran utama, sehingga apabila terjadi gangguan tertentu, hal tersebut akan mengganggu mobilitas dan kegiatan manusia. Sendi bahu merupakan salah satu sendi besar yang paling umum terjadi dislokasi, hal tersebut dapat terjadi karena rentang gerak sendi yang luas, dangkalnya fossa glenoid, dan ligament laxity pada beberapa orang. Dislokasi sendi bahu merupakan suatu kondisi dimana terjadi pergeseran caput humerus dari sendi glenohumeral, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada saraf serta dapat terjadi berulang. Jurnal ini bertujuan untuk menjelaskan efektivitas pemberian intervensi terapi latihan dan terapi infrared pada kasus dislokasi sendi bahu dan menambah pengetahuan pembaca mengenai kasus dislokasi sendi bahu. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan pengambilan materi berbasis literature review. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian terapi latihan dan terapi infrared efektif untuk menurunkan nyeri, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan lingkup gerak sendi (LGS), serta meningkatkan kemampuan fungsional pasien yang menderita kasus dislokasi sendi.
Basic activities are in the form of a necessity and human need, especially in the era of globalization as it is now. Upper limbs have a very high involvement in all activities carried out by humans. Everything that is done daily, especially activities on the function of the upper limbs. Hands and arms are the main actors, so that if certain disturbances occur, it will interfere with mobility and human activities. The shoulder joint is one of the most commonly dislocated large joints, this can occur due to the wide range of motion of the joint, the shallowness of the glenoid fossa, and ligament laxity in some people. Dislocation of the shoulder joint is a condition in which the humeral head shifts from the glenohumeral joint, so that it can cause nerve damage and can occur repeatedly. This journal aims to explain the effectiveness of providing exercise therapy and infrared therapy in shoulder dislocation cases and the reader's knowledge about shoulder dislocation cases. The research method used is descriptive qualitative by taking material based on a literature review. The results showed that providing exercise therapy and infrared therapy to reduce pain, increase muscle strength, increase range of motion, and improve the ability of patients suffering from joint dislocation cases.
Referensi
Adams, J. C. (1972). Outline of Orthopaedic; Fifth Edition. Edinburgh and London: E. S. Livingstone Ltd.
Apley, A. G. (2010). Ortopedi dan Fraktur sistem Apley, Ninth edition ISE. Jakarta: CRC Press.
Bakhsh, W. &. (2018). Anatomy and Physical Examination of the Shoulder. Review Article, 10.
Celcilia, E. (2015). Gambaran Skor Trauma Pada Pasien Di UGD RSUD DR SOEDARSO Pontianak Memnggunakan Revised Trauma Score (RTS) Periode Tahun 2012 . Naskah Publikasi, 3.
DocDoc Pte Ltd. (2020). Apa itu Trauma? Retrieved from Docdoc: https://www.docdoc.com/id/info/condition/cedera
Dogrul, B. N. (2020). Blunt trauma related chest wall and pulmonary injuries: An overview. Chinese Journal of Traumatology, 125.
F, K. d. (2015). Management of recent first-time anterior shoulder dislocations . Orthopaedics & Traumatology: Surgery & Research.
Kasyfi, L. N. (2020). Dislokasi Sendi Bahu: Epidemiologi Klinis dan Tinjauan Anatomi. Sriwijaya University Repository, 3.
Kisner, C. (2017). Therapeutic exercise : foundations and techniques. Philadelphia: F. A. Davis Company.
Koval, K. J. (2006). Upper Extremity Fractures and Dislocations. Handbook of Fractures, 148-164.
Legiran, N. R. (2015). Dislokasi Sendi Bahu: Epidemiologi Klinis dan Tinjauan Anatomi. Sriwijaya University Institutional Repository, 3.
Neumann, D. A. (2017). Kinesiology of the Musculoskeletal System: Foundations for Rehabilitation Third Edition. Canada: Elsevier, Inc.
Nugraha, A. R. (2020). Purwarupa Aplikasi Terapi Dislokasi Lengan Untuk Rehabilitasi Pasca Cedera Berbasis Leap Motion. Elibrary UNIKOM, 2.
Ozan. (2019, November 8). Pro Ball Mastery By Anfa. Retrieved from Mengetahui Klasifikasi Cedera dalam Olahraga: http://proballmastery.com/2019/11/08/mengetahui-klasifikasi-cedera-dalam-olahraga/
Priyonoadi, A. S. (2012). Terapi Masase Frirage Penatalaksanaan Cedera Pada Anggota Gerak Tubuh Bagian Bawah. Yogyakarta: Digibooks.
Salter R, B. (1999). Textbook of Disorder and Injuries of the Musculoskeletal System, 3rd-ed. Baltimore: Williams & Wilkins.
Samudro, H. B. (2013). Penatalaksanaan Fisioterapi Dengan Terapi Latihan Dan Infra Red (IR) Pada Kondisi Post Dislokasi Sendi Acromioclavicular Dextra. Naskah Publikasi Tugas Akhir, 4.
Setiyawan, A. (2013). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Post Dislokasi Shoulder Dextra Di RSUD Sukoharjo. Naskah Publikasi Tugas Akhir , 2.
Sujatno, K. H. (2002). Sumber Fisis. Poltekkes Surakarta Jurusan Fisioterapi.
Zachilli, M. A. (2010). Epidemiology of Shoulder Dislocations Presenting to Emergency Departments in the United States. The Journal Of Bone and Joint Surgery, 542-549. Retrieved from Bone Joint Surgery.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2021 Indonesian Journal of Health Science
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.