https://jurnalku.org/index.php/ijhs/issue/feedIndonesian Journal of Health Science2025-03-02T10:34:31+00:00Suparna Wijayalife.jurnalku@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>Indonesian Journal of Health Science</strong> merupakan tempat untuk mempublikasikan hasil penelitian di bidang kesehatan, termasuk, tapi tidak terbatas pada topik kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, farmasi, gizi, epidemiologi, laboratorium medik, fisioterapi, atau kesehatan umum lainnya.</p> <p><strong>Indonesian Journal of Health Science </strong>merupakan jurnal kesehatan di Indonesia.</p> <p><strong>Indonesian Journal of Health Science </strong>sejak 2024 atau volume 4 akan terbit 6 edisi.</p> <p><strong>Indonesian Journal of Health Science</strong> terakreditasi Sinta 6 mulai Volume 1 Nomor 1 Tahun 2021 sampai Volume 5 Nomor 2 Tahun 2025 berdasarkan hasil Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode I Tahun 2023 dan telah diterbitkannya Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nomor 79/E/KPT/2023, tanggal 11 Mei 2023 tentang Peringkat Akreditasi Jurnal Ilmiah periode I Tahun 2023.</p>https://jurnalku.org/index.php/ijhs/article/view/1384Penerapan terapi menggambar pada pasien halusinasi pendengaran: Sebuah studi kasus2025-02-16T13:40:52+00:00Ziyan Alharizziyan091102@gmail.comMartina Martinamartina@usk.ac.idFarah Dineva Rfarah_dineva@usk.ac.id<p><strong>Latar Belakang: </strong>Halusinasi pendengaran merupakan salah satu gejala positif yang sering muncul pada pasien skizofrenia. Pasien dengan halusinasi pendengaran dapat mendengar suara-suara yang sebenarnya tidak ada, seperti bisikan, suara ancaman, atau perintah yang tidak nyata. Hal ini membuat pasien sulit membedakan antara kenyataan dan halusinasinya, sehingga dapat berdampak negatif pada kualitas hidupnya. <strong>Tujuan: </strong>Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif pada Tn. S dengan halusinasi pendengaran melalui penerapan strategi pelaksanaan dan terapi menggambar di Rumah Sakit Jiwa Aceh. <strong>Metode: </strong>Pemberian strategi pelaksanaan dilakukan selama 2 hari, dan untuk terapi menggambar dilakukan selama 5 hari, satu sesi per harinya dengan durasi 45 menit. <strong>Hasil: </strong>Hasilnya menunjukkan penurunan skor <em>Auditory </em><em>Hallucinations </em><em>Rating Scale</em> (AHRS) dari 29 (Berat) menjadi 18 (Sedang) yang berarti adanya perubahan frekuensi dan intensitas halusinasi pendengaran, peningkatan fokus, serta peningkatan ketenangan pada pasien. <strong>Kesimpulan: </strong>Terapi menggambar ini terbukti efektif dalam mengurangi gejala halusinasi pada pasien skizofrenia. Diharapkan metode ini dapat diaplikasikan lebih luas di Rumah Sakit Jiwa Aceh untuk menurunkan tanda gejala halusinasi pada pasien.</p>2025-03-01T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Ziyan Alhariz, Martina Martina, Farah Dineva Rhttps://jurnalku.org/index.php/ijhs/article/view/1394Pengalaman kekerasan kerja pada perawat ruang rawat inap di rumah sakit2025-02-24T05:03:31+00:00Cut Raisa Fadilacutraisa24@gmail.comRachmah Rachmahrachmah@usk.ac.idMayanti Mahdarsarimahdarsari@usk.ac.idYuswardi Yuswardiyuswardi@usk.ac.idYullyzar Yullyzaryullyzar@usk.ac.id<p><strong>Latar belakang</strong>: Kekerasan kerja merupakan tindakan kekerasan fisik, verbal, psikologis, atau seksual yang terjadi di tempat kerja. Kekerasan kerja yang terjadi di sektor kesehatan mencapai 25% dari seluruh kekerasan di tempat kerja. Kekerasan ini dapat datang dari pasien, keluarga pasien, atau bahkan rekan kerja, yang menciptakan lingkungan kerja yang tidak aman dan berdampak buruk terhadap kesejahteraan fisik dan mental tenaga kesehatan. <strong>Tujuan</strong>: Studi kasus ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengalaman kekerasan kerja pada perawat ruang rawat inap di rumah sakit. <strong>Metode</strong>: Data dikumpulkan menggunakan kuesioner <em>Workplace Violence Health Sector Language Version</em> yang merujuk dari penulis Cut Kharissa kepada 24 perawat. <strong>Hasil:</strong> Hasil studi kasus menunjukkan bahwa 20,8% perawat mengalami kekerasan verbal dalam 12 bulan terakhir. Kekerasan verbal yang paling sering terjadi berupa penghinaan dan pelecehan verbal. Mayoritas insiden kekerasan tidak dilaporkan (95,8%). Tindakan yang diharapkan oleh perawat untuk mengurangi kekerasan meliputi pelatihan staf (29,2%) dan dukungan psikologis (29,2%). <strong>Kesimpulan</strong>: Studi ini menekankan pentingnya langkah-langkah pencegahan, dan dukungan manajemen untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman. <strong>Rekomendasi</strong>: Studi kasus ini diharapkan adanya peningkatan sistem pelaporan insiden kekerasan yang sederhana dan mudah diakses oleh perawat serta terjaga kerahasiaannya agar memudahkan perawat dalam membuat pelaporan.</p>2025-03-13T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Cut Raisa Fadila, Rachmah Rachmah, Mayanti Mahdarsari, Yuswardi Yuswardi, Yullyzar Yullyzarhttps://jurnalku.org/index.php/ijhs/article/view/1402Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. C umur 19 tahun dengan faktor resiko umur kurang dari 20 tahun di wilayah kerja Puskesmas Bumiayu Kabupaten Brebes tahun 20242025-03-02T10:34:31+00:00Apnia Fatimah Anlespaapniaanlespa@gmail.comHimatul Khoerohhimatul86.khoeroh@gmail.comUma Kholifahumacholifah11@gmail.com<p><strong>Latar Belakang:</strong> Faktor resiko kehamilan yang menyebabkan komplikasi dan kematian ibu salah satunya adalah Resiko Tinggi Umur ≤ 20 Tahun. Angka kehamilan pada ibu hamil ≤ 20 tahun tahun 2023 sebanyak 7 kasus. <strong>Tujuan</strong>: Untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. C umur 19 tahun dengan faktor resiko umur kurang dari 20 tahun dengan menggunakan pendokumentasian Varney dan SOAP. <strong>Metode Penelitian:</strong> Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi komprehensif. <strong>Hasil Penelitian:</strong> Berdasarkan Asuhan Kebidanan Komprehensif yang dilakukan pada Ny. C umur 19 tahun, dari awal pemeriksaan trimester III tidak ditemukan masalah hanya saja kehamilannya dibawah umur kurang dari 20 tahun. Persalinan Ny. C dilakukan dengan tindakan <em>Sectio Caesarea</em>. Bayi Ny. C lahir dengan normal namun pada masa nifas didapat tekanan darah Ny. C tinggi tetapi proses involusi berjalan dengan baik. <strong>Kesimpulan:</strong> Selama dilakukan asuhan kebidanan dan pendampingan terhadap Ny. C yang diberikan bidan terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.</p>2025-03-15T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Apnia Fatimah Anlespa, Himatul Khoeroh, Uma Kholifahhttps://jurnalku.org/index.php/ijhs/article/view/1396Asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak usia remaja di Kecamatan Darussalam Aceh Besar2025-02-26T05:40:09+00:00Fazal Ahadfazal.ahd10@gmail.comFithria Fithriafithria@usk.ac.idSyarifa Atikasyarifahatika6@usk.ac.id<p><strong><em>Background</em></strong><em>: The abuse of narcotics, psychotropic substances, and other addictive substances, as well as smoking habits, are serious issues among Indonesian adolescents, negatively impacting their health and future potential. <strong>Objective</strong>: This case study aimed to describe nursing care for families with adolescent members in Darussalam Sub-district, Aceh Besar. <strong>Method</strong>: This study employed a case study design with family nursing care approach, including assessment, diagnosis, intervention, planning, and evaluation. <strong>Results</strong>: Two main diagnoses were identified: knowledge deficiency regarding narcotics, psychotropic substances, and other addictive substances and engagement in a risky health behavior (smoking). The nursing care plan was developed based on the five family health tasks. Interventions for the first diagnosis included education on the dangers of narcotics, psychotropic substances, and other addictive substances, health support, deep breathing relaxation training, provision of health service information, and motivation to seek healthcare services. Interventions for the second diagnosis involved health education on the risks of smoking, support for smoking cessation, and the application of Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) therapy to help manage smoking urges. The evaluation results showed improvements in family knowledge, skills, and motivation in enhancing their health status through the implementation of the five family health tasks. <strong>Conclusion</strong>: The nursing care increased knowledge, skills, and motivation among the families in addressing drug abuse and smoking habits among adolescents. <strong>Recommendations</strong>: Community health center nurses are encouraged to be more proactive in organizing educational and outreach programs for adolescents to prevent drug abuse and smoking, as well as to implement SEFT interventions for those who already smoke. These efforts require the participation of parents and the community, along with the provision of counselling services for adolescents.</em></p> <p><strong>Latar Belakang:</strong> Penyalahgunaan Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) serta kebiasaan merokok merupakan masalah serius di kalangan remaja Indonesia yang berdampak negatif pada kesehatan dan potensi masa depan mereka. <strong>Tujuan:</strong> Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada keluarga dengan usia remaja di Kecamatan Darussalam, Aceh Besar. <strong>Metode:</strong> Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan keluarga yang meliputi pengkajian, penetapan diagnosa, intervensi, perencanaan, dan evaluasi. <strong>Hasil:</strong> Terdapat dua diagnosis utama yang diidentifikasi adalah defisien pengetahuan; Napza dan perilaku kesehatan cenderung berisiko; merokok. Perencanaan disusun berdasarkan lima tugas kesehatan keluarga. Intervensi diagnosa pertama, meliputi edukasi tentang bahaya Napza, dukungan kesehatan, pelatihan teknik relaksasi pernapasan dalam, penyediaan informasi layanan kesehatan, dan motivasi untuk mencari layanan kesehatan. Intervensi diagnose kedua mencakup pendidikan kesehatan mengenai risiko merokok, dukungan untuk berhenti merokok, dan pengajaran terapi <em>Spiritual Emotional Freedom Technique</em> (SEFT) untuk mengatasi dorongan merokok. Hasil evaluasi proses menunjukkan peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi keluarga dalam meningkatkan status kesehatan mereka melalui pelaksanaan lima tugas kesehatan keluarga. <strong>Kesimpulan:</strong> Asuhan keperawatan menunjukan adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi keluarga untuk mengatasi masalah Napza dan kebiasaan merokok pada remaja. <strong>Saran:</strong> Perawat di puskesmas diharapkan lebih aktif dalam mengadakan program edukasi dan penyuluhan untuk remaja guna mencegah pengunaan Napza dan merokok, serta menerapkan intervensi SEFT pada remaja yang sudah merokok. Upaya ini memerlukan partisipasi orang tua dan masyarakat serta penyediaan layanan konseling bagi remaja.</p>2025-03-15T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Fazal Ahad, Fithria Fithria, Syarifa Atika