Analisis kandungan siklamat serta hubungan pengetahuan dengan tindakan mahasiswa dalam konsumsi es teh manis di kantin UIN Sumatera Utara Medan
DOI:
https://doi.org/10.54957/ijhs.v5i5.1614Kata Kunci:
Es Teh Manis, Pengetahuan, Siklamat, Tindakan MahasiswaAbstrak
Latar Belakang: Minuman es teh manis merupakan minuman populer di kalangan mahasiswa karena rasanya yang menyegarkan dan harga yang terjangkau. Namun, beberapa pedagang mengganti gula dengan pemanis buatan seperti Siklamat dalam jumlah berlebih yang dapat membahayakan kesehatan, seperti menimbulkan gangguan fungsi hati, ginjal, bahkan meningkatkan risiko kanker. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan Siklamat pada es teh manis yang dijual di kantin UIN Sumatera Utara Medan serta menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan mahasiswa dengan tindakan mereka dalam membeli minuman es teh manis. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif analitik. Sampel penelitian terdiri dari 16 sampel es teh manis (total sampling) dan 112 mahasiswa (accidental sampling). Kandungan Siklamat diuji menggunakan metode pengendapan dan spektrofotometri UV-Vis, sedangkan data pengetahuan dan tindakan mahasiswa dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 12,5% sampel es teh manis mengandung Siklamat namun masih dalam batas aman (≤ 350 mg/kg). Sebanyak 64% mahasiswa memiliki pengetahuan yang baik dan 67% memiliki tindakan konsumsi yang baik. Namun, uji Chi-Square menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dan tindakan mahasiswa (p = 0,488). Kesimpulan: Es teh manis yang dijual di kantin UIN Sumatera Utara Medan relatif aman dikonsumsi karena kandungan Siklamat masih dalam batas aman, tetapi pengetahuan mahasiswa tidak berhubungan signifikan dengan tindakan konsumsi mereka. Saran: Diharapkan pihak universitas dapat meningkatkan pengawasan bahan tambahan pangan di kantin kampus dan memberikan edukasi berkelanjutan kepada mahasiswa agar lebih selektif dalam memilih minuman yang aman untuk kesehatan.
Referensi
Badan dan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2020). Pedoman penggunaan pemanis buatan dalam produk pangan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Kepala BPOM RI No. 4 Tahun 2014 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2019). Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2019). Peraturan Kepala BPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2023). Peraturan Kepala BPOM Nomor 4 Tahun 2023 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan.
Cahyadi, Msi, D. (2008). Analisis & aspek kesehatan bahan tambahan pangan (2nd ed.). Sinar Grafika Offset.
Hayati, R., Mayani, N., Husna, R., & Sulaiman, I. (n.d.). Pengolahan nugget ayam dan penerimaannya melalui uji organoleptik di Desa Krueng Lam Kareung Kecamatan Indrapuri Aceh Besar [Unpublished manuscript].
Humairo Mika, V., Ramadhan, A., Laksana, D. P., Al-Irsyad, M., & Afni, L. F. (2023). Pengukuran kualitas lingkungan (A. Gustina, Ed.).
Irfin, Z., Rulianah, S., & Santosa, S. (2023). Kimia industri (Vol. 10). Politeknik Negeri Malang.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Pedoman keamanan pangan dan minuman.
Kurniali, P. C., & Abikusno, N. (2007). Healthy food for healthy people. PT Gramedia.
Praja, I. D. (2015). Zat aditif makanan: Manfaat dan bahayanya. Garudhawaca.
Putri, R. S. A., & Wijaya, H. (2021). Pengaruh pengetahuan terhadap perilaku konsumsi minuman berpemanis pada mahasiswa. Jurnal Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 3(1), 123–135.
Republik Indonesia. (2012). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan.
Rorong, A., & Wilar, F. (2020). Keracunan makanan oleh mikroba (Vol. 2).
Silalahi, T. A., Agustina, M., Refani, N. W., Rahman, M. F., Azmi, N. A., & Husyairi, K. A. (2024). Analisis nilai tambah produk sirup pala dan teh pala pada studi kasus di Mysari Bogor. Jurnal Cendekia Ilmiah, 4(1).
Winarti, S. (2006). Minuman kesehatan (Vol. 1). Tiara Aksa.
World Health Organization. (2019). Non-sugar sweeteners and their health effects: A review of recent studies.
World Health Organization. (2016). Artificial sweeteners: Safety and health effects.
World Health Organization. (2011). Evaluation of certain food additives and contaminants.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Sabila Pratiwi, Yulia Khairina Ashar, Wahyudi Wahyudi

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.









