Pola Peresepan Obat Antihistamin Di Poli Anak Eksekutif RS X Dengan Diagnosa Rhinitis Alergi Periode Juli – September 2023
DOI:
https://doi.org/10.54957/ijhs.v4i4.957Kata Kunci:
Alergi, obat antihistamin, pasien anak, rhinitis alergiAbstrak
Antihistamin adalah senyawa yang bertindak sebagai penentang histamin, mengurangi dan menghambat efek histamin dalam tubuh dengan menghalangi reseptor histamin. Rhinitis alergi adalah kondisi peradangan pada membran mukosa hidung yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien yang sudah sensitif terhadap alergen tertentu, yang dipicu oleh reaksi antara alergen dan antibodi jenis IgE dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui obat antihistamin yang banyak diresepkan oleh dokter poli anak eksekutif Rumah Sakit X periode Juli - September 2023. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif dengan mengumpulkan lalu mencatat resep pasien rawat jalan. Penelitian dengan jumlah 167 resep pasien, didapatkan hasil pola peresepan obat antihistamin di poli anak eksekutif Rumah Sakit X berdasarkan karakteristik jenis kelamin yaitu laki-laki 84 pasien (50,30%) perempuan 83 pasien (49,70%). Berdasarkan karakteristik umur masa balita 0 – 5 tahun 88 pasien (52,70%); masa kanak-kanak 6 – 11 tahun 79 pasien (47,30%). Berdasarkan karakteristik jenis terapi tunggal 139 pasien (83,23%) terapi kombinasi 28 pasien (16,77%). Obat jenis terapi tunggal yang paling banyak digunakan adalah cetirizine dengan nama dagang Ryvel® sirup 54 pasien (38,85%). Obat dengan jenis terapi kombinasi yang paling banyak adalah kombinasi siproheptadin tablet (nama dagang Pronicy®) dan cetirizine tablet (nama dagang Ryvel® ) dengan jumlah 15 pasien (53,57%).
Referensi
Astari, A. (2017). Farmakologi veteriner “farmakodinamik: obat anti histamin”. (pp. 1–14).
Cardona, V., Ansotegui, I. J., Ebisawa, M., El-Gamal, Y., Fernandez, R. M., Fineman, S., et al. (2020). World allergy organization anaphylaxis guidance 2020. World Allergy Organization Journal, 13(10), 100472.
Church, M. K., Maurer, M., Simons, F. E. R., Bindslev-Jensen, C., Van Cauwenberge, P., Bousquet, J., et al. (2010). Risk of first-generation H1-antihistamines: A GA2LEN position paper. Allergy: European Journal of Allergy and Clinical Immunology, 65(4), 459–466.
Ghanie, A. (2012). Penatalaksanaan rhinitis alergi terkini. Palembang: Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Hasdiana, U. (2018). Faktor yang di duga menjadi resiko pada anak dengan rhinitis alergi di RSU DR. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Analytical Biochemistry, 11(1), 1–5.
Keller, K. M. (2014). Histamine intolerance. Tagliche Prax, 55(4), 748–750.
Li, J., Shen, Y., & Zou, Q. Y. (2019). Efficacy and safety of monotherapy versus combination therapy in treatment of allergic rhinitis. Journal of Clinical Otorhinolaryngology, Head, and Neck Surgery, 41–46.
Lisni, I., Anggriani, A., & Puspitasari, R. (2020). Kajian peresepan obat antihistamin pada pasien rawat jalan di salah satu rumah sakit di Bandung. Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia, 2(2), 52–62.
Mahrunnisa, F., Sumadiono, S., & Mulatsih, S. (2021). Correlation between a history in family and allergy manifestation in school age children. Avicenna Medical Journal, 2(1), 11–18.
Oktovina, M., Annisa, F., & Nurwula, I. (2023). Penggunaan antihistamin dan obat lainnya pada pasien dewasa di apotek sinar mutiara apotik Gunung Sindur, Bogor. Edu Masda Journal, 07(01), 56–62.
Soepardi, E. A., Iskandar, N., Bashiruddun, J., & Restuti, R. D. (2011). Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Soedarto. (2012). Alergi dan penyakit sistem imun. Jakarta: CV Sagung Seto.
Tenero, L., Vaia, R., Ferrante, G., Maule, M., Venditto, L., Piacentini, G., et al. (2023). Diagnosis and management of allergic rhinitis in asthmatic children. Journal of Asthma and Allergy, 16(January), 45–57.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Asfyanti Afsyanti, Devi Maulina

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.